PEMUDA HARUS MELEK POLITIK DAN MENGAWAL SEGALA PERMASALAHAN RAKYAT
Pemuda harus mempunyai jiwa pengabdian dan menjadi garda terdepan bagi masyarakat yang terkena dampak kebijakan yang dibuat sewenang-wenang oleh penguasa sehingga dapat menyusahkan rakyat banyak.
Menurut undang-undang No. 40 tahun 2009 menyebutkan bahwa pemuda adalah warga negara yang kisaran umur mulai dari 16-30 tahun, sejarah mencatat bahwasanya pemuda adalah agen perubahan serta revolusioner dalam pembangunan bangsa dan negara terbukti Mulai dari pergerakan Budi Utomo tahun 1908, Sumpah Pemuda tahun 1928, proklamasi kemerdekaan tahun 1945, pergerakan pemuda, pelajar, dan mahasiswa pada tahun 1966 yang menumbangkan Orde Lama dan mendirikan Orde Baru, pergerakan mahasiswa tahun 1974 yang mengkritisi pemerintahan Orde Baru, hingga pergerakan mahasiswa tahun 1998 yang meruntuhkan kekuasaan Orde Baru dan membawa Indonesia ke era reformasi. Fakta historis ini menjadi pemuda menjadi pionir dalam perjuangan serta berperan penting di berbagai elemen vital negara seperti halnya di dunia pendidikan, pengabdian masyarakat, ekonomi, sosial budaya serta beradaptasi dengan teknologi informasi yang masif ini.
Pemuda adalah generasi yang melek akan teknologi dan produktif, seperti apa yang dicita citakan Negara Indonesia bahwa melihat dari banyaknya kaum muda yang mendominasi tentu Indonesia akan menjadi Negara maju di tahun 2045 atau bisa disebut juga dengan istilah Indonesia Emas 2045, Berdasarkan data dari Susenas menyebutkan pada tahun 2024 jumlah pemuda Indonesia diperkirakan mencapai 64.22 juta jiwa dengan ini seperlima penduduk Indonesia menjadi momentum untuk generasi muda mempersiapkan diri dari sekarang untuk bagaimana menggapai Indonesia Emas 2045 dengan semangat dan kesungguhan serta optimis yang mengalir ke seluruh tubuh dan jiwa maka dengan begitu yakin Indonesia akan menjadi negara yang maju dan menjadi rol model bagi negara lain di tahun 2045. Dengan pesatnya teknologi yang semakin tahun semakin menunjukan kecanggihannya hal ini menjadikan pekerjaan lebih mudah dan terkesan lebih cepat dalam penyelesaiannya, terkadang juga dengan kemajuan teknologi membuat kita menjadi terlena, instan dan terjebak di zona nyaman hal ini menjadi kritik dan evaluasi bersama bahwa dengan teknologi yang super canggih tentunya harus dimanfaatkan sebaik mungkin, menggunakan teknologi menjadi hal yang produktif serta memberikan kemaslahatan bersama.
Selain pemuda harus adaptif dengan teknologi pemuda juga harus melek akan politik sebab semua kehidupan itu diselimuti oleh politik (kebijakan) bukan hanya politik praktis dan pemilihan umum yang diadakan setiap 5 tahunan saja akan tetapi banyak hal makna politik yang tentunya akan mempengaruhi kehidupan, semisal kebijakan PSN (proyek strategis nasional) yang mengharuskan pembangunan bendungan, pertambangan, belum lagi Swasembada pangan yang mendukung dan mempersiapkan ketahanan pangan mengharuskan lahan hutan yang luas, naasnya kebijakan itu tidak memandang bagaimana peradaban makhluk hidup serta masyarakat lokal yang sudah lama mencari sumber kehidupan dengan memanfaatkan hutan yang akan kaya dengan sumber daya alamnya. Belum lagi kebijakan yang dampaknya dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia seperti halnya kenaikan BBM dengan Indonesia yang akan kaya sumber daya alamnya konsumsi masyarakat atas BBM membeli dengan harga relatif naik. Belum lagi kebijakan mata rantai distribusi Gas LPG 3Kg yang diharuskan masyarakat mengantri panjang di berbagai wilayah mirisnya dengan kebijakan penataan dan mekanisme yang belum matang pemerintah berani mengambil langkah itu sehingga ada warga yang kehilangan nyawa hanya demi mendapatkan Gas LPG 3 Kg. Masih banyak lagi kebijakan-kebijakan yang pemerintah putuskan bukan mensejahterakan masyarakat tapi kebijakan tersebut malah membuat rakyat sengsara.
Lagi dan lagi pemuda harus melek politik sejati nya flashback pada masa penjajahan jepang dengan semangatnya pemuda seperti Sutan Syahrir dkk, telah aktif membangun bangsa dan berpolitik dengan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, artinya pemuda hari ini harus semangat dan perjuangan nya seperti para pemuda di masa lampau, mereka senang membaca buku, berdiskusi sampai melakukan aksi politik yang membawa suatu kebijakan yang baik bagi rakyat. Aristoteles pernah berkata perihal politik bahwa Politik adalah Usaha yang ditempuh warga negara (Individu atau kelompok) untuk mewujudkan kebaikan bersama. Sadar akan politik menjadi modal utama untuk bagaimana membangun suatu negara, karena jikalau apatis maka akan terjadi kesewenangan dan kebijakan ugal-ugalan dilakukan oleh para pemangku kebijakan.
Pada saat Pemilu kemarin kita disuguhkan dengan banyak drama yang mungkin belum pernah terjadi pada Pemilu-Pemilu sebelumnya, seperti anak Presiden mencalonkan diri menjadi wakil Presiden setelah banyak gejolak dinamika mengenai prasyarat bagi pencalonan tersebut walaupun tidak memenuhi syarat akan pencalonannya terkait batas usia yang mana pada saat itu belum mencukupi umur namun kendati demikian MK mengabulkan pemohon yang mana pasal tersebut batas usia Capres dan Cawapres berusia 40 tahun atau berpengalaman sebagai Kepala Daerah baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Artinya ada conflict of interest dan kepentingan keluarga yang mana ketua MK tersebut merupakan Paman dari Cawapres demokrasilah yang di cabik-cabik hanya karena hawa nafsu untuk mempertahankan kekuasaan. Lain dari itu kita disuguhkan banyaknya artis yang tiba-tiba mencalonkan diri sebagai Wakil Rakyat tanpa mengikuti pembekalan ataupun kaderisasi di partai politik yang merekomendasikannya, harusnya partai politik juga menyeleksi kapabilitas dan kualitas seseorang yang mau di rekomendasikan menjadi Wakil Rakyat tersebut, jangan hanya memandang bahwasanya seseorang tersebut mempunyai ketenaran dan punya fans yang banyak sehingga melupakan kualitas dan pengabdian yang tulus untuk mengawal aspirasi rakyatnya demi kemaslahatan dan kesejahteraan bersama. partai politik harus mempunyai ideologi dan kaderisasi yang jelas agar bagaimana mencetak kader-kader yang berkualitas yang tangguh, amanah serta dapat dipercaya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, partai juga harus menjadi garda terdepan dalam melakukan gerakan Revolusioner begitulah kiranya apa yang dikatakan oleh Tan Malaka dalam Buku 100% Merdeka.
Maka dari itu pentingnya pemuda melek dan paham politik, dari berbagai isu dan permasalahan yang terjadi di Negara kita haruslah kita sadari dan pahami bahkan kita kritisi betul itu menjadi tugas bagi pemuda yang mempunyai tekad dan semangat yang membara serta mempunyai Idealisme dalam mengawal pembangunan Indonesia tidak tersekat oleh kepentingan pribadi dan tangan-tangan yang mempunyai ambisi untuk mencapai tujuannya dengan menggerakkan pemuda demi kepentingannya tercapai. Pemuda harus mempunyai jiwa pengabdian dan menjadi garda terdepan bagi masyarakat yang terkena dampak kebijakan yang dibuat sewenang-wenang oleh penguasa sehingga dapat menyusahkan rakyat banyak. Agar kesadaran politik itu terbangun upaya pemuda ialah sering membaca buku dan sering mengadakan diskusi-diskusi kecil yang membahas perihal kondisi dan isu permasalahan yang berkembang di masyarakat terkini dengan begitu pemuda paham dan mengerti persoalan-persoalan yang terjadi pada negeri ini, ketika pemuda terbangun kesadaran politiknya di setiap daerah maka dengan itu dan persoalan dan kebijakan yang menyusahkan di masyarakat akan langsung ditanggapi dan direspon pemuda itu dengan cepat sehingga permasalahan di masyarakat dapat terselesaikan.
Penulis : Sofyan Taheer
(Pengurus Nasional, Ketua Bidang Hubungan Antar Organisasi Kepemudaan BEM PTNU Se- Nusantara)
Referensi : Isi Kepala sendiri, Badan Pusat Statistik, Tan Malaka Merdeka 100%, Prof Miriam Budiardjo Dasar-Dasar Ilmu Politik
0 Comments
BACABARU: Tips mendapatkan profesi yang dibutuhkan, meningkatkan keterampilan / hobi dan pekerjaan baru yang relevan